Membaca Nawa Membaca

Kini Nawa telah berusia 5 tahun lebih. Banyak hal yang telah dia kuasai: bicara dengan jelas, berbuat yang bisa dipahami, dan yang tak kalah menariknya, dia punya minat baca dan menulis.
Jauh sebelum ada Nawa, aku berasumsi bahwa kebiasaan-kebiasaan di lingkungan memiliki pengaruh yang kuat terhadap kebiasaan anak-anak. Karena itu, aku tidak melarang Nawa saat masih bayi mengobrak-abrik buku di rak. Aku hanya melihat dan menata kembali saat ia meninggalkannya. Tidak jarang buku-buku banyak yang sobek karena ulahnya.
Seiring dengan perkembangan waktu, Nawa telah mampu mengenali berbagai bentuk visual. Dia telah mengenal nama-nama yang ada di gambar. Dia membaca gambar-gambar yang dilihatnya dengan cukup menarik. Misal, di dalam buku terdapat gambar tikus kecil dan tikus besar. Wajah tikus besar tampak ekspresi marah dan menghadap tikus kecil dengan ekspresi takut. Nawa membacanya, Ibu tikus marah kepada anaknya. Anaknya takut sekali pada Ibunya. Begitu seterusnya.
Memasuki usia lima tahun ini, dia sudah menguasai kalimat-kalimat tertulis. Meski belum lancar benar dia membaca, apalagi memahaminya, tak jarang di berhasil memahami beberapa kalimat sekaligus. Bahkan tiba-tiba saja dia menulis sebuah kalimat, "Kenapa rumah itu sepi." saat dia merespon rumah neneknya yang tidak ada orang sama sekali kecuali dia.

Tidak ada komentar