Selera Kuliner Balita
Hari ini kamu makan apa dan di mana? Emang kamu kemarin makan di mana? Makan di mana sih biasanya? Halah, kadang pertanyaan resek gini muncul saja di mana-mana.
Bagi kaum cewek, berondongan pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa jadi sebuah tamparan hati dan emosi. Bayangin saja, kalau pertanyaan itu ditujukan saat di kantor pasti merujuk ke warung makan andalan atau sekitar kantor. Akan tetapi jika pertanyaan tersebut muncul dari tetangga rumah, bukankah bisa mengarah menuju fitnah? Emangnya aku pengemis makan? Emangnya aku tak bisa masak? Emangnya...
Ada lho, anak tetanggaku itu sering minta makan di rumah tetangga yang lain. Bukan karena keluarganya miskin atau tidak mampu masak. Ayahnya saja seorang pejabat atau pegawai di sebuah kementerian. Ibunya sih termasuk Ibu rumahtangga yang cukup aktif mencari duit dengan jualan pakaian kredit dari merek tertentu. Tentu bukan keluarga tak mampu, kan? Tapi kenapa anaknya suka makan di tetangga?
Usut punya usut, motif anak tetangga itu ternyata perkara rotasi menu. Ibunya memang bisa masak. Tidak habis dalam lima hari, menunya sudah muter lagi. Akibatnya, dalam satu minggu dia bisa makan 2-3 kali menu yang sama. Sementara tetangganya masak dengan menu yang berbeda sama sekali dengan menu Ibunya.
Kasus yang hampir sama ditemukan istri saya. Kenapa anak balita sering tidak mau makan? Karena anak balita tidak mampu menyampaikan perasaan atau maksudnya secara baik, akibatnya si balita menolak makan dengan caranya sendiri. Gara-gara orangtuanya tidak mampu berkomunikasi dengan baik denga balitanya, seringkali kesal dan marah-marah.
Rupanya, setelah berusaha mengubah atau menawarkan menu yang berbeda-beda, si anak ternyata mau makan dengan lahap. Ide ini muncul ketika ada anak balita tetangga yang dibilang orangtuanya sedang "rewel" alias tidak mau makan, tapi mau disuapi istri saya.
"Lho, ini mau makan sop saya," kata istri saya.
"Padahal sejak tadi nggak mau makan, lho mbak," dia terheran-heran.
Memang ada kemungkinan lain salain soal menu, yaitu sedang marah sama Ibunya yang galak. Tapi karena beberapa kali terjadi soal menu, kesimpulan yang mungkin kali ini ya menulah penyebabnya. Jadi sebenarnya balita juga punya selera. Buktinya, Nawa sejak bisa menyampaikan keinginannya, dia selalu menyatakan, "Aku mau makan ayam goreng", namun ketika tidak ada ayam goreng, dia tidak mau makan.
Bagi kaum cewek, berondongan pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa jadi sebuah tamparan hati dan emosi. Bayangin saja, kalau pertanyaan itu ditujukan saat di kantor pasti merujuk ke warung makan andalan atau sekitar kantor. Akan tetapi jika pertanyaan tersebut muncul dari tetangga rumah, bukankah bisa mengarah menuju fitnah? Emangnya aku pengemis makan? Emangnya aku tak bisa masak? Emangnya...
Ada lho, anak tetanggaku itu sering minta makan di rumah tetangga yang lain. Bukan karena keluarganya miskin atau tidak mampu masak. Ayahnya saja seorang pejabat atau pegawai di sebuah kementerian. Ibunya sih termasuk Ibu rumahtangga yang cukup aktif mencari duit dengan jualan pakaian kredit dari merek tertentu. Tentu bukan keluarga tak mampu, kan? Tapi kenapa anaknya suka makan di tetangga?
Usut punya usut, motif anak tetangga itu ternyata perkara rotasi menu. Ibunya memang bisa masak. Tidak habis dalam lima hari, menunya sudah muter lagi. Akibatnya, dalam satu minggu dia bisa makan 2-3 kali menu yang sama. Sementara tetangganya masak dengan menu yang berbeda sama sekali dengan menu Ibunya.
Kasus yang hampir sama ditemukan istri saya. Kenapa anak balita sering tidak mau makan? Karena anak balita tidak mampu menyampaikan perasaan atau maksudnya secara baik, akibatnya si balita menolak makan dengan caranya sendiri. Gara-gara orangtuanya tidak mampu berkomunikasi dengan baik denga balitanya, seringkali kesal dan marah-marah.
Rupanya, setelah berusaha mengubah atau menawarkan menu yang berbeda-beda, si anak ternyata mau makan dengan lahap. Ide ini muncul ketika ada anak balita tetangga yang dibilang orangtuanya sedang "rewel" alias tidak mau makan, tapi mau disuapi istri saya.
"Lho, ini mau makan sop saya," kata istri saya.
"Padahal sejak tadi nggak mau makan, lho mbak," dia terheran-heran.
Memang ada kemungkinan lain salain soal menu, yaitu sedang marah sama Ibunya yang galak. Tapi karena beberapa kali terjadi soal menu, kesimpulan yang mungkin kali ini ya menulah penyebabnya. Jadi sebenarnya balita juga punya selera. Buktinya, Nawa sejak bisa menyampaikan keinginannya, dia selalu menyatakan, "Aku mau makan ayam goreng", namun ketika tidak ada ayam goreng, dia tidak mau makan.
Post a Comment