SKBN di RSU Tangerang
Hari Jumat saya berangkat ke RSU Tangerang untuk mendapatkan Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN). Saya tiba di RSU Pukul 07:40. Saya bertanya kepada petugas Informasi di mana tempat mendapatkan SKBN. Dia menunjukkan arah, lurus sampai mentok belok kiri. Setelah saya ikuti, mentok pula ternyata. Saya belok kiri lagi, ternyata di situ urusannya dengan BPJS. Saya balik lagi, sambil mencari-cari pegawai RSU. Ketemulah saya pada pegawai yang habis absen jari. Saya tanya:
"Di mana tempat mendapatkan SKBN?"
"Ikuti jalan ini, lalu belok kiri. Cari di situ MCU. Ya, MCU.." dia menjelaskan dengan baik.
Saya ikuti petunjuk mbak pegawai tadi. Ketemulah saya dengan sebuah ruangan yang bertuliskan "INSTALASI PENGUJIAN KESEHATAN (MEDICAL CHECK-UP)". Ada juga tulisan MCU, di situ, sehingga saya pastikan inilah ruangan yang saya maksud. Dari luar, ruangan itu seperti ruangan tertutup alias bukan ruang pelayanan publik, karena pintunya terbuat dari kayu tanpa ada kaca, dan jendelanya menggunakan kaca hitam pekat, sehingga sulit melihat ke dalam. Tapi saya nekat masuk saja. Saya melihat ada dua orang pegawai. Satu orang perempuan berdiri di balik meja front office, dan seorang lelaki duduk di meja yang lebih rendah.
"Saya mau minta SKBN, apakah di sini?" tanya saya kepada ibu yang berdiri.
"Sini, duduk sini," kata lelaki itu kepadaku.
"Saya mau minta SKBN, pak."
"Fotocopy KTP..."
Lalu saya mengeluarkan Fotocopy KTP saya. Dia menanyakan tinggi dan berat badan saya. Dia menuliskannya di Fotocopy KTP. Dia juga menanyakan alasan atau keperluannya. Dia juga menuliskan di situ. Kemudian masuk ruangan di belakangnya. Tak lama kemudian dia menyerahkan dokumen untuk dibayarkan di loket depan ruangan MCU. Saya serahkan dokumen yang mengabarkan biaya tes narkoba 3 jenis senilai RP 120.000, dan biaya SKBN Rp 30.000, total Rp 150.000, tapi disuruh menunggu dulu karena kasirnya belum datang. 30 menit saya mananti, sambil menulis ini, bersama sekitar 30 orang yang juga menanti.
"Lama banget sih, ayah," anakku mulai gelisah.
"Coba tanyain ke ibu itu," pinta istriku sambil menunjuk pegawai yang ada di loket.
"Kasirnya belum datang, bu?" tanya saya.
"Sabar dulu, ya, pak. Kasirnya belum datang. Mungkin masih di pusat," katanya.
Sekitar 40 menitan, saya dipanggil untuk membayar Rp 150.000. Saya kasih berkas untuk diserahkan ruang lab yang berada di depannya. Dia juga bilang setelah dari lab, nanti kwitansinya baru diberikan.
Saya menuju lab. Di situ ada lubang loket. Saya serahkan ke sana. Eh, ternyata sedikit disentak. "Masuk saja". Lalu saya masuk ruangan yang sedang ramai orang mengantri melalui pintu samping loket. Saya serahkan dokumen dari kasir, dan sekitar 15 menit saya dipanggil, diberi botol untuk dikencingi. Saya mencari tempat untuk kencing. Tak ada tulisan yang jelas bisa dilihat dari tempat umum. Saya menyusuri setiap pintu. Ketemulah pintu TOILET. Setelah saya kencing sampai hampir penuh, saya serahkan kencing saya. Dan saya menanti cukup lama. Sekarang sudah 15 menit lebih, bahkan 20 menit belum ada panggilan.
Perempuan-perempuan muda, mungkin anak magang, mungkin juga pegawai baru, tampak mondar-mandir membawa berkas, dan memanggil para pasien. 10 menit kemudian, nama saya pun dipanggil.
Belum selesai juga. Saya baru bisa mengambil kwitansi, dan balik ke MCU untuk mengambil Surat Keterangan Bebas Narkoba. Ternyata, SKBN itu sudah disiapkan, tanpa menanti hasil lab. Walhasil, pukul 09:30 saya baru bisa berangkat meninggalkan RSU Tangerang, yang beradi di Jl. Ahmad Yani Tangerang.
"Di mana tempat mendapatkan SKBN?"
"Ikuti jalan ini, lalu belok kiri. Cari di situ MCU. Ya, MCU.." dia menjelaskan dengan baik.
Saya ikuti petunjuk mbak pegawai tadi. Ketemulah saya dengan sebuah ruangan yang bertuliskan "INSTALASI PENGUJIAN KESEHATAN (MEDICAL CHECK-UP)". Ada juga tulisan MCU, di situ, sehingga saya pastikan inilah ruangan yang saya maksud. Dari luar, ruangan itu seperti ruangan tertutup alias bukan ruang pelayanan publik, karena pintunya terbuat dari kayu tanpa ada kaca, dan jendelanya menggunakan kaca hitam pekat, sehingga sulit melihat ke dalam. Tapi saya nekat masuk saja. Saya melihat ada dua orang pegawai. Satu orang perempuan berdiri di balik meja front office, dan seorang lelaki duduk di meja yang lebih rendah.
"Saya mau minta SKBN, apakah di sini?" tanya saya kepada ibu yang berdiri.
"Sini, duduk sini," kata lelaki itu kepadaku.
"Saya mau minta SKBN, pak."
"Fotocopy KTP..."
Lalu saya mengeluarkan Fotocopy KTP saya. Dia menanyakan tinggi dan berat badan saya. Dia menuliskannya di Fotocopy KTP. Dia juga menanyakan alasan atau keperluannya. Dia juga menuliskan di situ. Kemudian masuk ruangan di belakangnya. Tak lama kemudian dia menyerahkan dokumen untuk dibayarkan di loket depan ruangan MCU. Saya serahkan dokumen yang mengabarkan biaya tes narkoba 3 jenis senilai RP 120.000, dan biaya SKBN Rp 30.000, total Rp 150.000, tapi disuruh menunggu dulu karena kasirnya belum datang. 30 menit saya mananti, sambil menulis ini, bersama sekitar 30 orang yang juga menanti.
"Lama banget sih, ayah," anakku mulai gelisah.
"Coba tanyain ke ibu itu," pinta istriku sambil menunjuk pegawai yang ada di loket.
"Kasirnya belum datang, bu?" tanya saya.
"Sabar dulu, ya, pak. Kasirnya belum datang. Mungkin masih di pusat," katanya.
Sekitar 40 menitan, saya dipanggil untuk membayar Rp 150.000. Saya kasih berkas untuk diserahkan ruang lab yang berada di depannya. Dia juga bilang setelah dari lab, nanti kwitansinya baru diberikan.
Saya menuju lab. Di situ ada lubang loket. Saya serahkan ke sana. Eh, ternyata sedikit disentak. "Masuk saja". Lalu saya masuk ruangan yang sedang ramai orang mengantri melalui pintu samping loket. Saya serahkan dokumen dari kasir, dan sekitar 15 menit saya dipanggil, diberi botol untuk dikencingi. Saya mencari tempat untuk kencing. Tak ada tulisan yang jelas bisa dilihat dari tempat umum. Saya menyusuri setiap pintu. Ketemulah pintu TOILET. Setelah saya kencing sampai hampir penuh, saya serahkan kencing saya. Dan saya menanti cukup lama. Sekarang sudah 15 menit lebih, bahkan 20 menit belum ada panggilan.
Perempuan-perempuan muda, mungkin anak magang, mungkin juga pegawai baru, tampak mondar-mandir membawa berkas, dan memanggil para pasien. 10 menit kemudian, nama saya pun dipanggil.
Belum selesai juga. Saya baru bisa mengambil kwitansi, dan balik ke MCU untuk mengambil Surat Keterangan Bebas Narkoba. Ternyata, SKBN itu sudah disiapkan, tanpa menanti hasil lab. Walhasil, pukul 09:30 saya baru bisa berangkat meninggalkan RSU Tangerang, yang beradi di Jl. Ahmad Yani Tangerang.
Kok ribet banget sih Cak? PPP gitu ya?
BalasHapusHehehe.. ya emang ngurus SKBN semua begitu tampaknya. Kalau dulu di Tebet enak, cukup di puskesmas. SKCK di polsek Tebet juga santai cak.. Ya beginilah kalau daerah Kabupaten cak..
Hapusmas habis dari rsu tidak perlu ke polres lagi kan untuk mengrus suratnya?
BalasHapusKalau urusannya SKBN saja tidak perlu lagi ke Polres. Karena suratnya sudah ada. Kalau urusan lain lagi, saya tidak tahu.
Hapusngurus SKBN nya harus didomisili asli sesuai KTP atau bisa dimana saja?
BalasHapusharganya berapa SKBN di RSUD Tangerang?
BalasHapusSampe jam berapa hari jumat buka untuk pembuatan nya ?
BalasHapusDan kalo di hari sabtu bisa ga ?
Pak, bu mau tanya tgl 2 januari 2018 buka tidak???mau ke mcu bebas narkoba..
BalasHapusMohon di respon.