Aku Bukan Penghapal Lagu

Walaupun aku menyukai segala macam kesenian, bukan berarti aku menguasai semua jenis kesenian. Aku menyukai hampir seluruh genre musik, tapi tak satu pun ada yang kuhapal. Aku sendiri heran, berulang kali ngapalin lagu, tetap saja liriknya tak hapal.

Suatu ketika, sekitar kelas 1-2 Tsanawiyah, aku pergi ke tambak. Di sana ada tape milik kakak kedua. Ada banyak kaset. Di antaranya kaset Scorpion. Aku putar berulang-ulang, sambil membaca teks liriknya, saya mencoba menghapalkannya. Beberapa lagu bisa aku kuasai. Begitu pulang, semua hilang. Begitu pula waktu menghapal lagu-lagu Iwan Fals, rupanya tak satu pun lirik yang kuhapal.

Lagu-lagu dangdut yang biasa diputar tetanggaku, juga aku hapalin. Tetap saja semua lenyap. Aku juga mencoba hapalin lagu-lagu pop, reage, slow rock, blues, dan sebagainya.. bablas semuanya. Lenyap. Kadang kalau ikut karaoke, bisanya cuma bareng-bareng. Kalau dikasih mic sendiri, jangan harap akan bisa.

Entah kenapa aku tidak bisa hapal lagu-lagu? Lagu tilawah pun begitu. Sejak Ibtidaiyah hingga kuliah, aku belajar tilawah, tapi tak ada yang bisa kukenali secara tepat. Mungkin bakatku bukan di lagu. Bahkan lagu murattal pun, akhirnya aku punya gaya sendiri. Padahal berulang kali aku putar Shidiq Al-Minsyawi, Khudlaify, Mahmud Al-Mishry, dsb. Tetap saja akhirnya campur-campur, tergantung suasana hati.

Begitu juga dengan alat musik. Aku sudah mencoba berulangkali belajar bergitar. Namun sampai sekarang aku tak bisa memainkannya dengan benar. Mungkin piano lebih mudah, tetap saja tak bisa.

Akan tetapi, kalau disuruh menilai bagaimana sebuah musik, lagu, dan nyanyian, bolehlah. Harus kuakui bahwa kecerdasan musikalku di bawah rata-rata. Tapi sense of artku, aku yakin masih lumayan.

Tidak ada komentar