Bantal di Langgar

Apakah bantal itu perkara penting di dunia ini? Teringat bantal, teringat tidur di langgar. Bantal di langgar menunjukkan betapa sengsara atau kreatifnya teman-teman.

Bagi anak-anak yang sudah terbiasa tidak pakai bantal, enak saja ngorok di langgar. Sebaliknya, bagi anak-anak yang terbiasa berpantal, sengsaranya luar biasa. Mungkin karena doa kaum sengsara itu do'anya mustajib atau orang tertindas cenderung melawan, apa pun bisa menjadi bantal.

Jika malam itu sudah tak mungkin ada bantal, terpaksa baju, peci, atau bahkan cuma lengan yang bisa dipakai bantal. Kalau bawa bantal dari rumah kayaknya ogah banget. Ribet. Dan yang pasti hanya akan menjadi sarang liur banyak orang. Coba cek saja bantal-bantal serius di langgar, pasti warnah sudah 180 derajat berubah.

Obyek selain kain sebagai bantal, tentu macam-macam. Mulai dari bahan kayu sampai besi. Mulai streofom sampai batu. Semuanya ada. Bahkan helm pun dipakai bantal. Yang paling sial adalah handuk teman. Malam-malam berceceran liur, pagi dibuat mengelap tubuh habis mandi. Sama saja dengan mandi liur.

Bagi anak-anak yang masih tidur di langgar, sebaiknya bikin bantal permanen. Akan tetapi, waktu tidur harus duluan, agar tidak direbut kawan. Seperti temanku, di kamarnya pakai bantal tembok. Sepanjang kamarnya tidak didahului teman, tiap malam dia pakai bantal.

Tidak ada komentar