Jejak Singkat Perjalanan Jauh

Saya termasuk orang-orang yang beruntung di dunia ini karena bisa melihat warna-warni kehidupan manusia secara langsung atau setidaknya melalui televisi dan media lainnya. Meski hingga lulus aliyah keluarga saya tidak memiliki televisi sendiri, saya masih punya tetangga yang memiliki, sehingga hampir setiap malam atau minggu siang pada 1980-an, saya bisa menontonnya. Bahkan saya tertidur-tidur di depan televisi tetangga.

Saya juga sering diajak bepergian Ibu  dan/atau kakak saya ke daerah-daerah yang cukup jauh dari kampung kelahiran saya. Beberapa kali saya diajak ke kota Tuban, Jombang, hingga Kediri, dan Nganjuk. Ini adalah perjalanan yang menggunakan bus dan seringkali muntah-muntah. Sekitar kelas 5 Ibtidaiyah, saya pernah ikut rombongan ziarah wali 8, yakni mencapai kota Demak, Kudus, dan wilayah Jawa Timur. Inilah perjalanan terjauh saya di masa kanak-kanak.

Saya baru melakukan perjalanan jauh sendirian pertama kali ke kota Rembang ketika saya kelas 2 Aliyah. Banyak orang mengira saya minggat, waktu itu, meskipun tidak jelas alasannya. Padahal saya sedang berguru pada gurunya paman dan teman saya. Baru kemudian, setelah lulus Aliyah, saya melesat ke Jakarta.

Walaupun hanya beberapa hari di Jakarta, saya akhirnya bisa menyaksikan sebagian kecil keanehan hidup di daerah perkotaan. Selanjutnya, perjalanan terjauh saya terpecahkan ketika bersama rombongan kafilah kongres PMII di Medan, Sumatra Utara. Bahkan moda transportasinya juga memecahkan rekor perjalanan saya sebelumnya, yaitu kapal laut. Baru kemudian saya naik pesawat terbang pertama kali ketika mengikuti kongres PMII di Kutai, Kalimantan Timur. Lalu, muspim PMII di Pekanbaru, Riau.

Perjalanan antar provinsi di Indonesia ternyata lumayan merata hingga 2014. Selain lima provinsi di atas, saya merambah Bali, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Maluku, NTT, NTB, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Aceh, dan Papua. Dan kini saya tinggal di Banten, yang seringkali melintasi 3 provinsi sekaligu: Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Padahal hanya mau ke Depok. Hingga sekarang, perjalanan terjauh saya baru sampai di kota New Delhi, India, pada tahun 2007.

Dari sekian banyak perjalanan jauh, yang hampir menginjak seluruh pucuk-pucuk wilayah Indonesia, semuanya dibayari orang. Mungkin hanya ke Bali saja saya bayar sendiri, karena waktu itu dari Banyuwangi tinggal menyeberang naik kapal ferry bersama teman-teman. Ah, inilah salah satu keberuntungan saya. Terlalu banyak orang yang belum tahu wilayah tetangganya sendiri.

1 komentar: