Lead, Di Mana Kau Berada...
Hampir pukul 7:00 WIB langit di atas Kadusirung tiba-tiba tampak
menggelap. Entah datang darimana gelombang awan hitam itu datang. Dan kini
suara rinai hujan mengguyur genting rumah.
Sejak sekitar pukul 06:00 tadi saya masih mondar-mandir
mencari kalimat pembuka yang tepat untuk sebuah tulisan. Keluar masuk rumah,
buka-buka buku, menguras kamar mandi, dan sebagainya demi untuk menemukan
kalimat pembuka atau dalam bahasa jurnalistik dikenal dengan istilah lead.
Dua kali saya kuras kamar mandi. Air keruh hari ini cukup
membandal. Sayup-sayup suara instrumental Omar Faruq keluar dari laptop saya. Sudah
tiga batang rokok kunyalakan. Seperempat gelas kopi hitam hasil tumbukan Rokhis
sudah kucecap. Tapi belum juga kutemukan sebatang lead pun yang patut
saya andalkan.
Mungkin ini akibat belajar jurnalistik. Lead diharapkan
tampil kuat dan prima untuk menyeret pembaca mengikuti alur dan gagasan tulisan
yang bermakna. Dan inilah yang membuat saya awal-awal belajar menulis atau
mengarang susah menembus garis finish tanpa ngos-ngosan. Mungkin, kalau dalam
bernyanyi, saya salah ngambil nada dasar yang tepat, sesuai dengan kamampuan
suara dan nafas.
Ah, lead.... Di mana kau berada. Aku sudah tak tahan.
Waktu terus berjalan. Esok hari adalah waktu penagihan.
Post a Comment