Pendidikan Kejahatan
Berbuat kejahatan memang kadang terasa mengasyikkan. Mampu lolos dari aturan dan penegakkannya memberikan sensasi tersendiri. Apalagi berhasil lolos saat ketahuan, rasanya mungkin seperti menemukan sebotol teh manis dingin di tengah kemarau panjang. Entah apa penyebab ini semua? Apakah ini adalah watak dasar manusia atau sekadar bagian dari petualangan jiwa manusia? Mari kita coba lihat bagaimana perilaku, yang dinilai, "menyimpang" ini di kalangan anak-anak.
Seingat saya, waktu masih usia sekitar 5-6 tahun, saya juga melakukan hal-hal yang dilarang. Indikasinya sederhana, saya melakukan perbuatan tersebut secara diam-diam dan takut ketahuan. Entah bagaimana ceritanya saya bisa takut ketahuan. Mungkin waktu itu pernah ditegur atau ditanami nilai-nilai bahwa jenis perbuatan tersebut tidak boleh dilakukan. Oleh karena pernah ketahuan, saya melakukan perubahan cara atau strategi. Bahkan dalam melakukan perbuatan tersebut sangat hati-hati dan perhatian penuh terhadap segala kemungkinan. Begitulah teori yang berhasil saya simpulkan saat itu. Bisa jadi, teori ini masih berlaku.
Sistem keamanan yang berfungsi untuk mencegah perbuatan tertentu memang terus dikembangkan. Namun penjahat rata-rata memiliki kecerdasan di atas rata-rata, akibat jam terbang di bidang yang ditekuninya. Dan tidak jarang antisipasi untuk meng-upgrade sistem keamanan berjalan jauh lebih lamban dibanding kecepatan para penjahat dalam menembus sistem keamanan tersebut. Selain itu, sistem keamanan yang baru dipergunakan sifatnya sangat sederhana. Karena itu, sistem keamanan itu sendiri tidak mampu mendeteksi kecanggihan penjahat dalam menembusnya. Bahkan tidak tahu kalau sudah ada penjahat mengobok-obok sesuatu yang dilindungi.
Namun demikian, ada banyak temuan penelitian yang menjelaskan bahwa anak-anak "nakal" di suatu sekolah, ternyata ketika dewasa jauh lebih taat hukum dibanding anak yang biasa-biasa saja. Konon, anak-anak "nakal" ini dianggap lebih mampu memahami batas-batas suatu aturan dan konsekuensi dari perbuatannya.
Sejauh ini saya heran, kenapa dalam perjalanan dari stasiun Sudirman sampai stasiun Tanjung Barat saya malah menulis tema kejahatan dan sistem keamanan ini? Padahal sejak dari Cicayur saya mau cerita tentang kereta. Hehehe.. ah, jangan-jangan ini bagian dari kejahatan sinyal kereta di Manggarai tadi...
Seingat saya, waktu masih usia sekitar 5-6 tahun, saya juga melakukan hal-hal yang dilarang. Indikasinya sederhana, saya melakukan perbuatan tersebut secara diam-diam dan takut ketahuan. Entah bagaimana ceritanya saya bisa takut ketahuan. Mungkin waktu itu pernah ditegur atau ditanami nilai-nilai bahwa jenis perbuatan tersebut tidak boleh dilakukan. Oleh karena pernah ketahuan, saya melakukan perubahan cara atau strategi. Bahkan dalam melakukan perbuatan tersebut sangat hati-hati dan perhatian penuh terhadap segala kemungkinan. Begitulah teori yang berhasil saya simpulkan saat itu. Bisa jadi, teori ini masih berlaku.
Sistem keamanan yang berfungsi untuk mencegah perbuatan tertentu memang terus dikembangkan. Namun penjahat rata-rata memiliki kecerdasan di atas rata-rata, akibat jam terbang di bidang yang ditekuninya. Dan tidak jarang antisipasi untuk meng-upgrade sistem keamanan berjalan jauh lebih lamban dibanding kecepatan para penjahat dalam menembus sistem keamanan tersebut. Selain itu, sistem keamanan yang baru dipergunakan sifatnya sangat sederhana. Karena itu, sistem keamanan itu sendiri tidak mampu mendeteksi kecanggihan penjahat dalam menembusnya. Bahkan tidak tahu kalau sudah ada penjahat mengobok-obok sesuatu yang dilindungi.
Namun demikian, ada banyak temuan penelitian yang menjelaskan bahwa anak-anak "nakal" di suatu sekolah, ternyata ketika dewasa jauh lebih taat hukum dibanding anak yang biasa-biasa saja. Konon, anak-anak "nakal" ini dianggap lebih mampu memahami batas-batas suatu aturan dan konsekuensi dari perbuatannya.
Sejauh ini saya heran, kenapa dalam perjalanan dari stasiun Sudirman sampai stasiun Tanjung Barat saya malah menulis tema kejahatan dan sistem keamanan ini? Padahal sejak dari Cicayur saya mau cerita tentang kereta. Hehehe.. ah, jangan-jangan ini bagian dari kejahatan sinyal kereta di Manggarai tadi...
Post a Comment