Mencari Tarif Manusia
Saat ditanya berapa seseorang harus membayar, tentu ada banyak pertimbangan. Pertama, kenapa kita dibayar? Apakah orang tersebut membayar harga sebuah barang atau jasa? Ketika yang dibayar adalah sebuah barang, apakah barang tersebut ada karena disediakan oleh alam atau diciptakan? Ketika barang tersebut disediakan oleh alam, apakah untuk mendapatkan perlu upaya yang sulit atau mudah? Ketika barang itu sulit didapatkan, apakah butuh alat bantu atau tidak? Ketika butuh alat bantu, apakah butuh biaya besar dan keahlian khusus atau tidak? Makin sulit barang tersebut dihadirkan tentu saja harga yang harus dibayar oleh seseorang tersebut makin mahal. Lalu bagaimana jika yang dibayar adalah jasa?
Tarif jasa tentu berbeda dengan tarif barang. Apa yang dipakai dasar untuk menentukan bahwa jasa tertentu memiliki nilai tertentu, misal berapa tarif jasa pengecatan tembok dengan ukuran 1 x 1 meter? Apakah sama tarif jasa pengecatan dengan tarif pencucian motor? Dengan catatan jasa tersebut tidak dikaitkan dengan biaya harga cat, listrik, air, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankan jasa tersebut. Saya kira, suatu jasa, dalam pengertian terbatas, merupakan aktivitas yang melibatkan kemampuan otot dan mental manusia. Persoalan alat atau instrumen pelengkap untuk menjalankan aktivitas tersebut harus dikeluarkan dari pengertian jasa ini.
Dengan berdasar pada pengertian terbatas mengenai jasa yang saya sebut di atas, maka jasa yang saya maksud benar-benar merujuk pada kualitas manusianya: kemampuan, keahlian, kecerdasan, keterampilan, kesabaran, ketelitian, dan seterusnya, untuk menghasilkan perubahan sesuatu yang tangible maupun intagible. Dengan demikian, ketika menghargai sebuah jasa bisa dikatakan menghargai kualitas manusia.
Ketika ditanya berapa "harga manusia" harus dibayar (karena jasanya, bukan manusia sebagai barang)? Menurut saya memang perlu penelusuran lebih jauh. Untuk menentukan tarif ini, mungkin perlu mempertimbangkan, setidaknya: (1) berapa jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan jasa tersebut; (2) berapa jumlah orang yang memiliki kemampuan mengerjakan jasa tersebut; (3) berapa "kebutuhan dasar hidup" yang harus ditanggung orang tersebut ketika menyelesaikan tugasnya dan risiko jika mengalami kematian atau kecelakaan; (4) berapa biaya risiko yang akan ditanggung oleh orang yang membutuhkan pekerjaan akibat kegagalan pekerjaan itu (5) berapa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang membutuhkan pekerjaan tersebut akibat keberhasilan jasa pekerjaannya, dan seterusnya.
Dari setidaknya 5 (lima) hal tersebut, kita bisa menentukan kira-kira berapa kita harus dibayar atas jasa yang kita keluarkan. Tentu saja ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perubahan harga manusia, misal tentang minat, rasa puas, dan nilai-nilai kultural lain. Misal sebuah karya seni bisa mahal karena selain faktor barang (bahan bakunya), tetapi memberikan rasa puas atau karena memberi penghargaan terhadap senimannya atau nilai penghargaan terhadap aspek kesejarahan sebuah karya atau karena suka-sukanya orang tersebut.
Meski demikian, tarif dasar sebuah jasa saya kira harus ada. Misal, jasa seorang tukang sapu yang membutuhkan pembakaran kalori tertentu, menanggung hidup sendiri, risiko rendah, dan tidak ada ikatan emosional tertentu maka per meternya cukup dibayar Rp 500, dan seterusnya..
Tarif jasa tentu berbeda dengan tarif barang. Apa yang dipakai dasar untuk menentukan bahwa jasa tertentu memiliki nilai tertentu, misal berapa tarif jasa pengecatan tembok dengan ukuran 1 x 1 meter? Apakah sama tarif jasa pengecatan dengan tarif pencucian motor? Dengan catatan jasa tersebut tidak dikaitkan dengan biaya harga cat, listrik, air, dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankan jasa tersebut. Saya kira, suatu jasa, dalam pengertian terbatas, merupakan aktivitas yang melibatkan kemampuan otot dan mental manusia. Persoalan alat atau instrumen pelengkap untuk menjalankan aktivitas tersebut harus dikeluarkan dari pengertian jasa ini.
Dengan berdasar pada pengertian terbatas mengenai jasa yang saya sebut di atas, maka jasa yang saya maksud benar-benar merujuk pada kualitas manusianya: kemampuan, keahlian, kecerdasan, keterampilan, kesabaran, ketelitian, dan seterusnya, untuk menghasilkan perubahan sesuatu yang tangible maupun intagible. Dengan demikian, ketika menghargai sebuah jasa bisa dikatakan menghargai kualitas manusia.
Ketika ditanya berapa "harga manusia" harus dibayar (karena jasanya, bukan manusia sebagai barang)? Menurut saya memang perlu penelusuran lebih jauh. Untuk menentukan tarif ini, mungkin perlu mempertimbangkan, setidaknya: (1) berapa jumlah kalori yang dibutuhkan seseorang untuk menyelesaikan jasa tersebut; (2) berapa jumlah orang yang memiliki kemampuan mengerjakan jasa tersebut; (3) berapa "kebutuhan dasar hidup" yang harus ditanggung orang tersebut ketika menyelesaikan tugasnya dan risiko jika mengalami kematian atau kecelakaan; (4) berapa biaya risiko yang akan ditanggung oleh orang yang membutuhkan pekerjaan akibat kegagalan pekerjaan itu (5) berapa keuntungan yang diperoleh oleh orang yang membutuhkan pekerjaan tersebut akibat keberhasilan jasa pekerjaannya, dan seterusnya.
Dari setidaknya 5 (lima) hal tersebut, kita bisa menentukan kira-kira berapa kita harus dibayar atas jasa yang kita keluarkan. Tentu saja ada banyak faktor lain yang mempengaruhi perubahan harga manusia, misal tentang minat, rasa puas, dan nilai-nilai kultural lain. Misal sebuah karya seni bisa mahal karena selain faktor barang (bahan bakunya), tetapi memberikan rasa puas atau karena memberi penghargaan terhadap senimannya atau nilai penghargaan terhadap aspek kesejarahan sebuah karya atau karena suka-sukanya orang tersebut.
Meski demikian, tarif dasar sebuah jasa saya kira harus ada. Misal, jasa seorang tukang sapu yang membutuhkan pembakaran kalori tertentu, menanggung hidup sendiri, risiko rendah, dan tidak ada ikatan emosional tertentu maka per meternya cukup dibayar Rp 500, dan seterusnya..
Post a Comment