Nikmatnya Sambel

Bermacam-macam jenis sambal yang pernah saya temui. Bahkan seorang sahabat saya, Budi Syahbuddin pernah membuka sebuah warung makan bernama "Warung Sambal Sembilan Cobek". Meski hanya menyajikan sembilan cobek, namun sebenarnya jenis sambalnya lebih dari itu, bahkan puluhan jenis sambal.

Pengalaman kang Budi dalam menjelajahi kuliner sambel dari Aceh hingga Papua yang begitu kaya itu menunjukkan betapa sambel telah menjadi bagian penting dalam kuliner Indonesia. Taste sambel setiap masyarakat memang beragam, sebagaimana keragaman bangsa Indonesia. Resep-resep sambel ternyata bukan sekadar penyedap makanan, terutama aspek kepedasannya. Berbagai unsur sambel yang digunakan masyarakat se-nusantara ini kadang membuat kita merasa surprise.

Di Jawa Timur, misalnya, masuknya unsur terasi atau petis dalam sambel bagi saya sungguh mengagumkan. Sebab, keberadaan terasi atau petis itu sendiri bukan perkara mudah. Pembuatan terasi dan petis memerlukan proses yang cukup melelahkan, dan ketika dimasukkan sebagai bagian dari sambel, ternyata memang menghasilkan sensasi tersendiri.

Begitu juga masuknya unsur-unsur lain seperti bawang, tomat, jeruk, daun sere, dan lain-lain tampaknya memang bagian dari pengembangan kuliner sambel yang harus diapresiasi. Bagi penjelajah kuliner, sambel memang mendapat perhatian tersendiri. Berbagai sensasi dan selerah makan bisa berubah akibat formula sambel yang tersedia.

Bagi masyarakat pemakan ikan bakar, sambel sepertinya sangat penting sebagai pelengkap dan kesempurnaan rasa. Entah itu cukup dengan irisan cabai dan kecap, atau ada tambahan bawang merah dan bawang putih. Entah sudah berapa jenis sambel dengan komposisi-komposisi yang pernah ada. Bisa jadi sudah ratusan. Bahkan masih terus berkembang seiring dengan pertarungan pasar yang menggunakan sambel sebagai salah satu andalannya.

Bagi saya pribadi, sambel adalah cara mudah untuk makan lebih enak. Di Gresik jenis sambel pun digunakan sebagai identitas sebuah kelompok pendukung tim sepakbola. Nama kelompok itu adalah ULTRAS, kependekan dari Uya (garam) Lombok (cabai) Trasi (terasi), yang berarti sambel dengan ketiga komposisi tersebut. Bila Anda belum pernah merasakan sensasi sambel ultras? Cobala... masukkan garam, cabai (boleh mentah, boleh digoreng, atau direbus), dan terasi yang digoreng atau direbus secukupnya ke dalam cobek, lalu haluskan secara merata. Kemudian, ambillah nasi yang masih hangat sepiring, makanlah.. wew..

Tidak ada komentar