Saya dan Komputer: Riwayat Singkat Perjumpaan dan Pemilikan

Pertama kali saya mengenal komputer terjadi sekitar akhir 1980-an. Saya ikut kursus DOS di Bungah, punya Pak Hamdan, ketika Aliyah. Sayang, saya tidak punya cukup uang untuk melanjutkan kursus tersebut.

Pertengahan 1990-an, saya kembali diperkenalkan DOS oleh Izedzed Aibek yang sudah mahir sejak dari kampungnya, Jember. Dari Izedzed saya dibuatkan contekan kode-kode CTRL L, CTRL R, dst, sehingga saya bisa mengetik surat-surat. Izedzed kami akui canggih sekali waktu itu.

Akhir 1990-an atau awal 2000-an ada urusan kampus yang mengharuskan saya bersentuhan dengan Microsoft Word. Saya diajak Pak Ali Hazim ke rumah Cak Nur Hamid Arif untuk mempergunakan komputer Cak Hamid. Seharian penuh saya di rumah Cak Nur Hamid untuk membuat tabel-tabel, dan akhirnya berhasil. Sejak itu saya mulai akrab dengan Cak Nur Hamid sekaligus komputernya.

Tahun 2000, Cak Fathoni Mukhlis menyumbangkan seperangkat komputer lengkap dengan printer Epson untuk PMII Komisariat Kebayoran Lama. Kebetulan saya Ketua Komisariat saat itu. Melalui komputer itu, saya benar-benar mulai memahami cara kerja komputer, berkat ajaran Izedzed. Bahkan beberapa kali komputer rusak gara-gara saya. Melalui komputer itu pula saya mulai belajar Page Maker dari Dudi, teman asal Akademi Teknik Grafika Lebak Bulus, dan dipertajam dengan belajar dari Pak Ali Zawawi. Lalu, saya mulai belajar photoshop dan Corel Draw dari Romy Malchan. Dan saya belajar cropping dari Mas Iqbal. Selain itu saya baca-baca dari online.

Meskipun cara belajar saya hanya dengan mengamati para desainer ketika mengotak-atik pekerjaannya, saya akhirnya bisa juga. Kalau lupa-lupa, saya googling saja. Alhamdulillah, walau pun tidak bagus-bagus amat, beberapa karya grafis saya ada juga yang dipakai, seperti buku, majalah, backdrop, dan brosur.

Bahkan dari belajar asal-asalan tersebut, akhirnya saya berhasil membuat buku, yang benar-benar dari A-Z hasil sentuhan tangan saya sendiri. Mulai dari menulis, mengedit, melayout, membuat cover, membawa ke percetakan, hingga menjualnya ke toko.

Dulu saya sempat berpikir bahwa hidup saya insyaallah berkecukupan jika mempunyai 3 (tiga) alat dasar, yaitu: Komputer, Motor, dan Telepon. Saat ini, satu alat dasar tambahan lagi, yaitu jaringan internet. Selain keempat alat dasar itu, tentu modal sosial.

Pertama kali saya mempunyai komputer terjadi sekitar tahun 2002. Waktu itu Saeful, teman dari Tuban, menjualkan Laptop Toshiba tua. Kalau tidak salah, saya beli Rp 800.000. Walaupun sempat bisa beroperasi, tetapi laptop itu akhirnya hancur. Baru pada tahun 2007 saya berhasil membeli komputer PC atas jasa Saeful dan Desy. Sayangnya, PC itu sempat rusak, lalu dibawa teman-teman PMII Komisariat dan tidak kembali hingga saat ini. Pada 2009 saya berhasil membeli Notebook HP mini. Sayangnya pada awal 2013, Notebook HP Mini itu dijambret orang. Meski demikian, saya masih bersyukur, karena malam hari sebelum dijambret, saya sempat memindahkan sekitar 50GB, termasuk foto dan video anak saya.

Karena pengalaman dijambret dan hampir kehilangan seluruh data, saya lebih memilih membeli Komputer PC. Berkat Kaji Rahmat, saya memiliki PC. Eh, tidak lama kemudian, seseorang memberi saya laptop hingga sekarang.

1 komentar:

  1. saya belakangan saja baru bisa mengoperasikan komputer, Cak. Awal 90-an saya masih harus minta bantu adik sepupu yang bisa dan punya komputer sendiri untuk menyalakannya. intinya, saya tinggal duduk dan langsung mengetik.

    tahun 2000 saya dibelikan komputer oleh ayah: IBM 133 yang tak lama kemudian diganti dengan 166 dan setelah itu, kira kira setahun kemudian, komputer saya hilang digondol maling di koskosan.

    Tahun 2005 baru bisa beli bekas lagi, IntelliStation IP III 450 Mhz, ketemu dengan IBM lagi yang saya gunakan hingga 2013. Komputer itu tidak rusak, hanya soket hardisnya bermasalah. Saya tinggalkan itu karena dapat hibah dari seseorang, IP 4. Tak lama memakai, yang ini rusak lagi dan sekarang ganti Lenovo Core2Duo.

    Semua komputer saya itu bekas/secondhand semua.

    BalasHapus