Obat atau Racun Nyamuk?

Prof. Yunita sering menanyakan kepada teman-teman, obat nyamuk atau racun nyamuk? Serentak teman-teman menjawab obat nyamuk. Prof. Yunita langsung tersenyum. Sebab pengertian obat dan racun untuk nyamuk bisa bermakna sangat jauh berbeda. Obat untuk yang sakit agar sehat, sementara racun untuk yang sehat agar sakit bahkan mati. Pertanyaannya, apakah setelah dikasih obat, nyamuknya sehat atau mati?

Hmm... Rupanya kita telah melakukan kesalahan istilah secara bersama. Terus terang, saya juga baru ngeh ketika mendapatkan pertanyaan tersebut. Selama ini kita sebenarnya ingin membunuh nyamuk, bukan mengembang biakkan nyamuk. Karena itu, penggunaan istilah obat nyamuk untuk maksud membunuh nyamuk adalah hal yang sebaliknya.

Saya sendiri belum pernah tahu asa-usul penggunaan istilah obat nyamuk untuk memberantas nyamuk. Saya ini generasi "obat" nyamuk bakar cap King Kong dan semprotan Baygon. Biasanya kami menggunakan merek untuk menyebut suatu barang, misal untuk menyebut motor, kami menggunakan istilah honda. Begitu racun nyamuk semprot, kami menyebut Baygon. Bukan yang lain. Seandainya dulu menyebut "obat" nyamuk bakar disebut King Kong, mungkin lebih menarik. Sayangnya nama King Kong sudah jelas nama binatang. Seandainya dulu merek atau capnya abstrak, seperti Sanyo, bisa jadi akan dipanggil mereknya.

Tapi ya sudahlah... Saya jadi ingat ungkapan, kesalahan yang diulang-ulang bisa menjadi kebenaran. Nah, penggunaan istilah obat bisa jadi adalah contoh nyata dari kesalahan yang menjadi kebenaran. Hal ini juga menunjukkan bahwa ada yang salah dalam kehidupan kita. Mungkin pikiran, bisa juga perenungan.

Seandainya saya bertanya kepada Anda, obat atau racun nyamuk yang benar? Saya kira, kalau Anda menjawab racun nyamuk, kemungkinan Anda akan diamuk, digoblok-goblokan, dihujat, dibully, dan penyalahan lainnya. Saya hanya menduga, belum pernah menguji di lapangan. Dan problem hal ini juga bukan hanya ternyata dalam kontek Obat dan Racun. Jumlah perenung di sini sangat sedikit, dibandingnya orang yang hanya bisa meprak dan bermain-main. Semoga saja istilah itu menular ke masyarakat luas.

Tidak ada komentar