Tentang Kerinduan

Kerinduan itu pasti ilusi. Ia hadir karena sebelumnya ada kejadian penting, yang kesannya indah. Tak ada kerinduan tanpa sejarah yang mengukir dalam kuat dalam sanubari.

Perasaan rindu sangat jarang tanpa alasan. Suasana, aroma, bunyi, atau bentuk-bentuk lain yang memiliki kemiripan seringkali menjadi pemicu munculnya perasaan rindu. Ketika menemukan, melihat, atau merasakan hadirnya bentuk-bentuk kemiripan itu tiba-tiba membawa perasaan kita ke masa lalu yang tampaknya pernah dialami. Itu pun hanya bagian-bagian tertentu saja yang dianggapnya paling penting.

Saya kira hampir semua orang memiliki kenangan, sepanjang orang tersebut memiliki memori. Memori memang seringkali hanya dikaitkan dengan otak. Padahal sebenarnya, memori seseorang bukan hanya di otak, tetapi juga rasa dan hati. Sulit memang menguraikan epistimologi kerinduan.

Ruang penyimpanan kenangan yang paling ternama adalah otak bawah sadar. Otak memang pengendali segala aktivitas tubuh. Sentuhan atau aroma apapun  akan terkontrol melalui otak, sehingga ketika bagian-bagian tubuh lainnya akan bereaksi akibat adanya kontrol dari otak. Namun, dalam kondisi tertentu tiba-tiba hati berdesir karena ada suasana yang pernah dirasakan sebelumnya.

Kadang saya heran juga ada orang mengatakan kerinduan pada sesuatu yang belum pernah ia alami. Jika ada orang yang demikian, tentu itu adalah bayangan atau khayalan. Rindu memang sulit dijelaskan, tapi bisa dirasakan bagi orang yang tiba-tiba merasakan rindu. Dan rindu itu tak bisa dipaksa hadir dalam diri seseorang. Yang paling mungkin adalah merangsang kerinduan, melalui pembangunan suasana, bentuk-bentuk, aroma, bunyi-bunyian, dan lain-lain.

Tidak ada komentar