Ngawur itu Ternyata Tidak Mudah
Apakabar dunia? 2017 sudah tiba, bahkan ia telah melewati pertengahan bulan pertama. Cepat sekali rasanya waktu berjalan. Saya jadi malu. Lama sudah blog ini tidak saya jenguk. Mungkin sudah banyak debu dan lumut di sana-sini. Komitmen saya untuk menulis dan meramaikan dunia maya melalui blog patut dipertanyakan. Bahkan di mikrobloging pun sudah jarang, walaupun masih pantas untuk disebut tetap eksis.
Sudahlah, tak perlu menyesal dalam menjalani hidup ini. Penyesalan memang kadang penting. Akan tetapi penyesalan tanpa penyelesaian tidak terlalu berguna.
Menulis di blog dengan jumlah kata yang cukup serta kualitas yang serius, bukan persoalan mudah. Terus terang, saya mengalami keminderan yang cukup akut akhir-akhir ini. Saya merasa makin banyak mata-mata yang mengintai saya. Padahal bisa jadi mata-mata yang saya maksud tidak lain hanya mata-mata yang saya angan-angankan sendiri.
Banyaknya berita atau artikel hoax yang beredar di dunia maya memang menyesatkan. Menariknya, berita atau artikel hoax itu seperti diproduksi oleh orang-orang yang pintar. Entah pintar apa, saya juga tidak paham. Beberapa kali saya mencoba menelusuri suatu berita atau artikel, yang mencoba menunjukkan kehebatan ajaran agama Islam melalui pengalaman orang sehingga orang tersebut memeluk agama Islam, ternyata di situs resmi pemilik nama orang tersebut tidak ada.
Selamatnya, seingat saya, blog ini tidak memproduksi berita atau kajian dengan sumber-sumber hoax. Blog ini memang ditulis atas dasar pengalaman atau perenungan saya sendiri. Namun, sebagaimana yang saya lakukan ketika menerima berita atau artikel, saya sering mencoba menelusuri, siapa penulisnya, di situlah saya merasa ada banyak orang atau ada orang-orang tertentu yang mencoba mencari identitas saya melalui tulisan-tulisan saya. Merasa sok terkenal di dunia maya itu memang lagi tren sekarang, termasuk saya. Apalagi saya berjibaku di dunia maya sudah sejak sebelum 2007. Artinya sudah 10 tahun lebih sidik jari maya saya sudah bergentayangan di sana-sini, baik dengan nama saya sendiri maupun nama tidak jelas.
Setidaknya dua tahun terakhir ini saya sedang menjalani sebuah lelakon, semacam terapi diri untuk mengontrol kondisi saya sendiri. Setelah melakukan scaning di banyak hal, rupanya banyak onderdil saya yang tidak berfungsi dengan baik, terutama urusan kejiwaan. Tiba-tiba saja saya merasakan kebodohan luar biasa ada dalam diri saya. Dunia ini ternyata sangat luas dan rumit untuk saya pahami. Sebelumnya, saya belum menyadari seruwet ini. Karena itu, selama ini saya menulis sesuka-suka saya, sebagaimana nama blog ini, "Semau-mau Sahlul Fuad".
Untuk mempertahankan kengawuran saya, rupanya tidak mudah. Mungkin kaidah yang mengatakan bahwa "istiqamah itu lebih utama dari karamah" juga berlaku dalam konteks yang negatif pula. Semoga tahun 2017 ini saya mulai aktif lagi dengan tetap konsisten dalam madzhab kengawuran. Karena ngawur itu tidak mudah.
Sudahlah, tak perlu menyesal dalam menjalani hidup ini. Penyesalan memang kadang penting. Akan tetapi penyesalan tanpa penyelesaian tidak terlalu berguna.
Menulis di blog dengan jumlah kata yang cukup serta kualitas yang serius, bukan persoalan mudah. Terus terang, saya mengalami keminderan yang cukup akut akhir-akhir ini. Saya merasa makin banyak mata-mata yang mengintai saya. Padahal bisa jadi mata-mata yang saya maksud tidak lain hanya mata-mata yang saya angan-angankan sendiri.
Banyaknya berita atau artikel hoax yang beredar di dunia maya memang menyesatkan. Menariknya, berita atau artikel hoax itu seperti diproduksi oleh orang-orang yang pintar. Entah pintar apa, saya juga tidak paham. Beberapa kali saya mencoba menelusuri suatu berita atau artikel, yang mencoba menunjukkan kehebatan ajaran agama Islam melalui pengalaman orang sehingga orang tersebut memeluk agama Islam, ternyata di situs resmi pemilik nama orang tersebut tidak ada.
Selamatnya, seingat saya, blog ini tidak memproduksi berita atau kajian dengan sumber-sumber hoax. Blog ini memang ditulis atas dasar pengalaman atau perenungan saya sendiri. Namun, sebagaimana yang saya lakukan ketika menerima berita atau artikel, saya sering mencoba menelusuri, siapa penulisnya, di situlah saya merasa ada banyak orang atau ada orang-orang tertentu yang mencoba mencari identitas saya melalui tulisan-tulisan saya. Merasa sok terkenal di dunia maya itu memang lagi tren sekarang, termasuk saya. Apalagi saya berjibaku di dunia maya sudah sejak sebelum 2007. Artinya sudah 10 tahun lebih sidik jari maya saya sudah bergentayangan di sana-sini, baik dengan nama saya sendiri maupun nama tidak jelas.
Setidaknya dua tahun terakhir ini saya sedang menjalani sebuah lelakon, semacam terapi diri untuk mengontrol kondisi saya sendiri. Setelah melakukan scaning di banyak hal, rupanya banyak onderdil saya yang tidak berfungsi dengan baik, terutama urusan kejiwaan. Tiba-tiba saja saya merasakan kebodohan luar biasa ada dalam diri saya. Dunia ini ternyata sangat luas dan rumit untuk saya pahami. Sebelumnya, saya belum menyadari seruwet ini. Karena itu, selama ini saya menulis sesuka-suka saya, sebagaimana nama blog ini, "Semau-mau Sahlul Fuad".
Untuk mempertahankan kengawuran saya, rupanya tidak mudah. Mungkin kaidah yang mengatakan bahwa "istiqamah itu lebih utama dari karamah" juga berlaku dalam konteks yang negatif pula. Semoga tahun 2017 ini saya mulai aktif lagi dengan tetap konsisten dalam madzhab kengawuran. Karena ngawur itu tidak mudah.
Post a Comment